1:50:00 AM |
Posted by
Debiyanto Wirasetya, A.Md.KL |
Edit Entri
Article by Debiyanto Wirasetya, A.Md.KL
Jakarta banjir……, sungai di Jakarta berwarna hitam dan berbau……., di Jakarta susah mencari sumber air bersih……., merupakan kalimat yang sudah tidak asing lagi terdengar di kota metropolitan, Jakarta, ibu kota negara Indonesia. Permasalahan air bersih merupakan salah satu dari sekian banyak masalah yang beranak pinak dan kronis yang harus di alami oleh warga Jakarta yang sampai sekarang belum teratasi secara baik.
Masalah air bersih merupakan hal yang paling vital bagi kehidupan manusia. Dimana setiap hari manusia membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Dengan air yang bersih tentunya dapat menghindarkan dari penyakit. Seperti diketahui bersama, air bersih di ibu kota Indonesia, Jakarta, menjadi barang yang langka dan diperjualbelikan. Tidak seperti halnya beberapa puluh tahun yang lalu, saat itu air bersih mudah diperoleh dan selalu berlimpah mengalir di setiap sudut tanah negeri ini, karena pada waktu itu belum banyak terjadi polusi atau pencemaran air.
Pemenuhan kebutuhan akan air bersih bagi warga Jakarta belum terlayani secara menyeluruh. Dalam data PAM Jaya, jaringan pipa air bersih baru menjangkau 62 persen dari 9,6 juta penduduk Jakarta atau 3,65 juta penduduk belum terlayani air bersih dari kedua operator PAM Jaya, PT Aetra Air Jakarta (Aetra) dan PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja). Badan Regulator Pelayanan Air Minum DKI Jakarta menyebut angka yang ekstrem, yaitu 56 persen penduduk atau 5,376 juta jiwa, belum terlayani air bersih dari pipa PAM Jaya. Rakyat kecil yang tidak mendapat air dari jaringan pipa PAM memenuhi kebutuhan mereka dengan menyedot air dari sumur dangkal. Padahal, sekitar 70 persen sumur dangkal di Jakarta sudah tercemar bakteri E coli karena terlalu dekat dengan septic tank. Kompas, Jum’at, 25 Juni 2010.
Pencemaran terhadap air lebih banyak disebabkan oleh tangan manusia. Membuang sampah sembarangan terutama di aliran sungai dan pembuangan air limbah yang langsung dialirkan ke sungai merupakan beberapa penyebab pendangkalan dan atau tersumbatnya saluran/ sungai. Selain itu pencemaran terjadi karena erosi dan curah hujan yang tinggi dan tersebarnya zat kimia dari limbah rumah tangga, pertanian, industri, dan sebagainya.
Pada dasarnya alam mempunyai kemampuan untuk mengembalikan kondisi air yang telah tercemar dengan proses pemurnian atau purifikasi alami dengan jalan pemurnian tanah, pasir, bebatuan dan mikro organisme yang ada di alam. Akan tetapi jumlah pencemaran yang sangat masal oleh manusia membuat alam tidak mampu mengembalikan kondisi ke seperti semula. Alam menjadi kehilangan kemampuan untuk memurnikan pencemaran yang terjadi. Sampah dan zat seperti plastik, DDT, deterjen dan sebagainya yang tidak ramah lingkungan akan semakin memperparah kondisi pengrusakan alam yang kian hari kian bertambah parah.
Berikut merupakan beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air limbah yang juga tidak terkelola dengan baik, diantaranya yaitu: Diare, Demam Berdarah, Disentri, Hepatitis A, Kolera, Tiphus, Cacingan, dan Malaria. Dengan demikian yang harus dilakukan dalam menanggulangi pencemaran air dan tanah serta terhindar dari berbagai penyakit adalah pola hidup bersih dan sehat. Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas kesehatan. Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di sekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya, kesehatan seseorang akan menjadi buruk jika lingkungan yang ada di sekitarnya kurang baik. Dalam penerapan hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan mewujudkan lingkungan yang sehat.
Jakarta banjir……, sungai di Jakarta berwarna hitam dan berbau……., di Jakarta susah mencari sumber air bersih……., merupakan kalimat yang sudah tidak asing lagi terdengar di kota metropolitan, Jakarta, ibu kota negara Indonesia. Permasalahan air bersih merupakan salah satu dari sekian banyak masalah yang beranak pinak dan kronis yang harus di alami oleh warga Jakarta yang sampai sekarang belum teratasi secara baik.
Masalah air bersih merupakan hal yang paling vital bagi kehidupan manusia. Dimana setiap hari manusia membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Dengan air yang bersih tentunya dapat menghindarkan dari penyakit. Seperti diketahui bersama, air bersih di ibu kota Indonesia, Jakarta, menjadi barang yang langka dan diperjualbelikan. Tidak seperti halnya beberapa puluh tahun yang lalu, saat itu air bersih mudah diperoleh dan selalu berlimpah mengalir di setiap sudut tanah negeri ini, karena pada waktu itu belum banyak terjadi polusi atau pencemaran air.
Pemenuhan kebutuhan akan air bersih bagi warga Jakarta belum terlayani secara menyeluruh. Dalam data PAM Jaya, jaringan pipa air bersih baru menjangkau 62 persen dari 9,6 juta penduduk Jakarta atau 3,65 juta penduduk belum terlayani air bersih dari kedua operator PAM Jaya, PT Aetra Air Jakarta (Aetra) dan PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja). Badan Regulator Pelayanan Air Minum DKI Jakarta menyebut angka yang ekstrem, yaitu 56 persen penduduk atau 5,376 juta jiwa, belum terlayani air bersih dari pipa PAM Jaya. Rakyat kecil yang tidak mendapat air dari jaringan pipa PAM memenuhi kebutuhan mereka dengan menyedot air dari sumur dangkal. Padahal, sekitar 70 persen sumur dangkal di Jakarta sudah tercemar bakteri E coli karena terlalu dekat dengan septic tank. Kompas, Jum’at, 25 Juni 2010.
Pencemaran terhadap air lebih banyak disebabkan oleh tangan manusia. Membuang sampah sembarangan terutama di aliran sungai dan pembuangan air limbah yang langsung dialirkan ke sungai merupakan beberapa penyebab pendangkalan dan atau tersumbatnya saluran/ sungai. Selain itu pencemaran terjadi karena erosi dan curah hujan yang tinggi dan tersebarnya zat kimia dari limbah rumah tangga, pertanian, industri, dan sebagainya.
Pada dasarnya alam mempunyai kemampuan untuk mengembalikan kondisi air yang telah tercemar dengan proses pemurnian atau purifikasi alami dengan jalan pemurnian tanah, pasir, bebatuan dan mikro organisme yang ada di alam. Akan tetapi jumlah pencemaran yang sangat masal oleh manusia membuat alam tidak mampu mengembalikan kondisi ke seperti semula. Alam menjadi kehilangan kemampuan untuk memurnikan pencemaran yang terjadi. Sampah dan zat seperti plastik, DDT, deterjen dan sebagainya yang tidak ramah lingkungan akan semakin memperparah kondisi pengrusakan alam yang kian hari kian bertambah parah.
Berikut merupakan beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air limbah yang juga tidak terkelola dengan baik, diantaranya yaitu: Diare, Demam Berdarah, Disentri, Hepatitis A, Kolera, Tiphus, Cacingan, dan Malaria. Dengan demikian yang harus dilakukan dalam menanggulangi pencemaran air dan tanah serta terhindar dari berbagai penyakit adalah pola hidup bersih dan sehat. Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas kesehatan. Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di sekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya, kesehatan seseorang akan menjadi buruk jika lingkungan yang ada di sekitarnya kurang baik. Dalam penerapan hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan mewujudkan lingkungan yang sehat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
- Debiyanto Wirasetya, A.Md.KL
- Debiyanto Wirasetya, a Man, born in Kebumen City at Oktober 28th, 1988, dibesarkan dikeluarga sederhana, Islam is my way, my hobby are singing, swimming, and of course…ngising too, mempunyai harapan dan impian yang unlimited, goal-seeking become a rich man…baik hati dan tidak sombong tentunya, selalu munjunjung tinggi keadilan dan kebenaran juga menumpas kejahatan like Satria Baja Hitam, and present have worked in Port Health Office Class 1 of Tanjung Priok, Jakarta.
Let's Chat...
Bunner
Oh Belog
D' Most Popular Post
-
Saturday, April 30, 2011 Seminggu yg lalu, tepatnya sore hari tanggal 21 April, gw mudik menuju Purwokerto (acara kumpul2 bareng temen2 ku...
-
Article by Debiyanto Wirasetya, A.Md.KL Jakarta banjir……, sungai di Jakarta berwarna hitam dan berbau……., di Jakarta susah mencari sumber...
-
Saturday, May 6, 2011 Perlu diketahui bersama, Port Health Office Class 1 of Tanjung Priok memberikan pelayanan selama 24 jam, nonstop eve...
-
Friday, April 08, 2011 Pada post kali ini gw coba bikin cerita imajinatif… suka, silahkan baca… ga suka, never mind… Cerita ini tentang K...
-
Wednesday, April 20, 2011 Curhat Colongan… Huft…ternyata bekerja di Jakarta itu ngga semudah yg dibayangkan. Orang2 di Jakarta yg gw rasa...
-
Tuesday, May 31, 2011 Salam sejahtera bagi pembaca sekalian… Gimana, udah dapet kerjaan belum??? Jaman sekarang ini yg namanya nyari kerj...
-
Ngomong-ngomong korean movie, mungkin lebih banyak kaum hawa yang suka nonton Korean movie. Alasannya, banyak actor yang Guuaaanteng-guanten...
-
Jika kita ingin mengingat, ingatlah hal yang baik dan apabila kita ingin menjadi orang baik maka janganlah suka mengingat hal yang buruk, se...
-
Sunday, June 12, 2011 Posting kali ini gw coba ngangkat topik about koteka... iaaahhh KO TE KA... Apakah Anda tahu apa itu koteka??? Ayo...
-
Saturday night, 19, 2011. Info ga’ penting : saat gw nulis ni...gw nglakuin multi job, nonton tipi (tanding bola Chelsea Vs Everton) + nget...
0 comments:
Posting Komentar